Sabtu, 14 Agustus 2010

Accounting to Marketing ketemu Orgil..Ting…Ting…

Oleh : Citra Lardiana Putri

“Stasiun Poncol dan Tawang” target yang tertulis dalam agendaku hari ini untuk sebuah agenda besar marketing Kopi Radix, sebuah produk dari HPA (Herba Penawar Alwahida), khasiat sinergi 7 Herba (Teja lawang, mengkudu hitam, tebu gajah, etc….). Kopi Radix ini pun memiliki beberapa macam khasiat antara lain menambah stamina, menguatkan tulang, melancarkan peredaran darah dan masih banyak khasiat lainnya, ga percaya?? Coba ajah, 1 sachet harganya Cuma 4 Rb perak ko’,.sekalian nyambi promosi. Hehehehe
Jam sudah menunjukkan pukul 10.05 WIB (Waktu Indonesia Berkarya), mentari tak lagi malu memperlihatkan sinarnya, udara tak lagi bersahabat, puanaseeeeee pool dech,.terik mentari tak surutkan tekadku untuk sampai ke poncol. Senjata marketing seperti brosur, produk, sudah dipersiapkan. “
Alhamdulillah beres” kataku pelan.
Motor Vega R jadi pacarku hari ini, maklum selama ini baru bisa CUMI “Cuma Minjem” Hehehe,
“Jadi Sales, mampukah?” tanyaku dalam hati.
Karena selama ini aku lebih banyak otak-atik angka syetan, upz..maksudnya duit maya, ga ada wujudnya, bernilai jutaan, miliaran, bahkan triliunan…selisih 5 perak bisa bikin kepala spaneng alias mumet alias migran alias pusing alias stadium 4 bisa bikin STRESS! Hohoho lebaaaayyy mode on
Kata orang nech, anak2 akuntansi tuh lebih suka mikir ketimbang ngomong, bisa dikatakan anaknya pendiem, bener ga yach??? Bisa bener, bisa juga tidak tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Pendiem karena anak2 akuntansi butuh konsentrasi, ketelitian, ketelatenan, kesabaran, berpikir cepat dan tepat dalam mengerjakan sesuatu. Makanya, klo ne anak gi ngerjain tugas yang berhubungan dengan duit, itung2 an angka, dia pasti memilih suasana dan kondisi yang cukup tenang di temani musik klasik. Sedikit berisik, gaduh biasanya sudah mengganggu konsentrasinya, apalagi klo nylesein Accounting Cycle dari awal ada kesalahan dikit, ya sudah ke bawahnya bisa fatal…duka laranya anak2 akuntansi..
Klo aku tipe anak pendiem tapi ceriwis juga (loh, jadi bingung ). Diem klo lagi makan, tidur, sariawan, etc…hohoho,.Ceriwis klo sudah kenal dengan lawan bicara apalagi nyambung, ngomong sana sini, ngalor ngidul bisa 24 jam non stop dech.
Lanjut, berbekal pengalaman di berbagai organisasi di kampus yang memberikan kepercayaan kepadaku menjadi penggerak Humas, mau tidak mau aku harus belajar bagaimana Public Speaking yang baik, Teknik Lobby karena humas mempunyai peran yang sangat penting. Tidak hanya mendistribusikan surat ataupun mencari donatur dan sponsorship dalam suatu kegiatan di kampus, tapi lebih dari itu. Humas sebagai positive image building (pencitraan), networking (jejaring), dan jurnalisme sebuah lembaga.
Yach, pengalamanku di humas membuatku semakin yakin untuk mencoba menjadi seorang marketing yang lebih dikenal sebagai sales, apapun namanya yang penting bagaimana kita bisa menjual produk dan menjalin hubungan baik dengan konsumen. Selain produk yang mempunyai kualitas yang baik, seorang sales juga harus cakap dalam berbicara agar mampu meyakinkan konsumen.
Semuanya sudah siap, bismillahirrohmanirrohiim…
Kupacu motorku dengan kecepatan rata2 60 km/ jam, tak kurang dari 20 menit aku sampai di Stasiun Poncol, stasiun tercita dan kebanggaanku selama hidup di Semarang.
Assalamu’alaykum, permisi pak…
Wa’alaykumussalam, ada yang bisa saya bantu? Jawab petugas Kereta Api ramah dengan senyum yang mengembang bak mentari pagi.
Saya Citra dari sales HPA, mau tanya klo boleh tahu dimana letak koperasi KA nggih Pak? Saya ada perlu dan bla bla bla hingga bisa dirangkai sebuah kalimat yang panjang, tak ada titik maupun koma dan pada intinya “Koperasi di Depo (tempat mangkal KA), lurus terus, belok kanan masuk ada gerbang” begitu kata petugas KA yang penuh semangat menunjukkan arah jalan.
Terima kasih, saya langsung ajah. Assalamu’alaykum…
Kembali aku memacu Vega R yang berwarna merah, tak ada rasa takut dalam hati. Padahal mengingat 2 tahun silam, aku pernah mengalami kecelakaan pakai motor ini, hingga banyak luka memar yang ada di kepalaku dan aku sempat terindikasi bisa melupakan kejadian2 masa laluku. Tapi aku yakin, Alloh bersamaku..dulu, kini dan untuk selamanya. Amiin,.
Alhamdulillah nyampe di koperasi KA, bertemu langsung dengan bagian pembelian. Dari memperkenalkan nama, ngomong ini itu dengan lincahnya aku mencoba meyakinkan konsumen yang ada dihadapanku, endingnya monggo bu di coba dulu ajah. Ku kasih sample produk Kopi Radix dan tak lupa brosurnya. Aku pamit dengan senyum 2 centi ke kanan dan 2 centi ke kiri selama 7 detik,. yupz selesai. Assalamu’alaykum…salamku dengan meninggalkan kenangan indah bersama senyum keikhlasan.
Sesaat aku coba mengamati apa2 yang dilakukan oleh pegawai Depo KA, bener2 luar biasa. Selama ini aku hanya menikmati kereta api dalam keadaan bersih, nyaman dan yang pasti ga telat datengnya. Sedikit telat, aku dan yang lainnya dah mulai uring2 an. Astaghfirullahal ‘azim,..betapa seringnya manusia itu mengeluh. Lain halnya dengan para petugas Depo, mereka dengan tulusnya memperbaiki, mengecek, membersihkan kereta sampai kereta bener2 siap menghantarkan handai taulan menuju cita dan cinta masing2. Padahal, cuaca begitu panas, pengap, berlumur oli, kotor, dan nada bising dengan suara2 mesin yang menderu. Kulangkahkan kakiku dan sejenak berfikir “Mencari sesuap nasi di tengah hiruk pikuk dunia”, sungguh naif selama ini kita hanya bisa meminta dan meminta, tak pernah ikut merasakan pengorbanan bapak ibu dalam menjemput rezeki, tak mau tahu apa yang dilakukan bapak ibu untuk membiayai hidup kita, yang kita tahu bagaimana jatah per bulan kita harus lancar dari rumah, itu saja. Ironis,..
Kuhadirkan senyum ketulusan untuk mereka, berharap bisa ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Dalam hati kuberkata “Semangat Pak, semangat Pak, semangat Pak, sambil ku kepalkan tangan ke arah mereka”, apakah mereka tahu maksudku? Entahlah,..tak terasa butiran hangat mengalir dari mataku, ku usap dengan segera agar tidak ketahuan. Cepat2 ku meninggalkan tempat itu, ku lewati lorong2 Depo hingga sampai ke kantor depan Depo. Ada seorang bapak setengah baya dan pemuda dengan tubuh bulat, tinggi, pakaiannya sedikit lusuh dan sinar mata yang kosong. Mereka duduk secara terpisah, aku tak ragu untuk menawarkan produk yang aku bawa. Target utamaku adalah seorang bapak yang duduk dengan tenang depan pintu keluar persis. Alhamdulillah bapak tersebut tertarik untuk mencobanya. Dibelinya 1 sachet Kopi Radix dan tak lupa ku kasih brosur, “toh barangkali bisa jadi pelanggan tetap.” Harapku.
Kini, targetku selanjutnya pemuda tersebut. Ku dekati dia secara perlahan, ku duduk tepat di sampingnya dengan jarak kurang lebih 1 meter. Seperti biasanya, aku coba meyakinkan dia. Huft,..ternyata responnya ga bagus. Aku kesal,..kuputuskan untuk berpamitan dengan mereka berdua.
Pak, mas..saya pamit dulu, terima kasih.
iya mba, terima kasih untuk kopinya, nanti saya coba. Oia, yang mas’nya tadi ga usah dihiraukan karena dia agak miring dengan memberikan sedikit tanda bapak itu mengangkat telunjuk tangan kanannya membentuk miring di atas jidatnya.
Haaaaaaaaaaaaa,..aku terkejut. Astaghfirullah…segera aku mengucapkan salam.
Keluar menuju parkiran motorku. Sarung tangan, slayer, helm..sipz beres. Tiba-tiba ketika aku memakai helm, seperti ada suara yang memanggilku, siapa dia? Hatiku mulai resah dan jantungku mulai berdetak dengan kencangnya, ya iyalah kan masih hidup. Tempat parkiran begitu sepi, hanya ada motorku dan beberapa mobil. Kucoba beranikan diri melihat dan mencari sumber suara sambil merapikan helmku, dan Astaghfirullah suara itu milik pemuda yang agak miring. Rasa cemas, panik dan takut mehinggapi diriku. Dia tetap menanyakan berbagai hal kepadaku, dari nama, asal dan lainnya. Huft,..diriku mulai tak bisa dikendalikan.
“Maaf mas, aku buru2.” Begitu ucapku dengan nada resah.
Motor yang dari tadi aku Sela karena starter dah ga berfungsi, kini seakan2 tak mengerti kondisiku. Yang ada dalam benakku adalah klo ne orgil nekat, aku akan teriak sekencang2nya.
“Ya Alloh, lindungi aku.” Begitu pintaku.
Pemuda orgil tersebut tak bosan2nya memandangku, ting ting…haaaaa, aku semakin resah, dia menanyakan sesuatu, mencoba mendekatiku. Dalam kecemasan, aku terus mencoba menghidupkan motorku berulang kali.
Bismillah,..ku coba sekuat tenaga menyela motorku. Alhamdulillah akhirnya mesin motor menyala.
“Allahu Akbar…” Teriakku.
Ku masukkan gigi, ku balik arah dan pamit dulu ya mas, Assalamu’alaykum….
Laju motor begitu kencangnya meninggalkan seorang pemuda yang masih berharap sesuatu, apa itu? Aku pun tak tahu…T_T
Depo St. Poncol, 27 Juli 2010

*Nada Syauqiyah*

Tidak ada komentar: