Minggu, 07 Desember 2008

Sekuntum "Cinta" Pengantin Syurga


Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

dakwatuna.com - “Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shaleh dan cobaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Bila seorang kekasih telah singgah di hati, pikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnit. Rasanya selalu ingin bertemu meski sekejab. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.

Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.

Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cintapun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan.

Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejab, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.

Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…

Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya diapun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.

Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, karena kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.

Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.

Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:

”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”

Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.

“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai durhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”

Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.

Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.

“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.

Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.

Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.

Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.

Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.

Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.

“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.

Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:

Kasih…

cinta yang terindah adalah mencintaimu,

sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.

Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu

burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.

Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”

Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:

Aku berada dalam kenikmatan

dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir

berada dalam syurga abadi yang dijaga

oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa

yang akan menunggu kedatanganmu,

wahai kekasih…

“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya

“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.

“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan

“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.

Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).

dari Raja’ bin Umar An-Nakha’i dll.

Jumat, 05 Desember 2008

Kamis, 04 Desember 2008

Menulislah

Bismillah...awan begitu cerah, tapi tak secerah hatiku. Entah kenapa semenjak aku terngiang namanya, hidupku terasa sepi. Ya Allah...muliakan hamba-Mu dengan cinta dan maghfiroh-Mu. Seperti biasa, aku melakukan berbagai aktivitas. Hari ini ada Stadium General. Aku segera membereskan semua yang aku perlukan. "Aku harus memperoleh ilmu dan hikmah" Ucapku dalam hati. Beberapa buku pribadi dan buku pinjaman sudah aku baca. Akhirnya aku memutuskan untuk membaca "Episode Cinta Sang Murabbi". Ketika sampai di acara SG, aku malah asyik membaca buku tersebut. Aku sadar, ini hal yang salah karena waktu yang tidak tepat. Harusnya aku memperhatikan materi yang disampaikan oleh fasilitator dari Direktur UMKM. Tapi sesekali, aku memperhatikan ucapan beliau. Subhanallah...motivasi yang ditujukan kepada peserta bahwa semua orang itu BISA. Aku yakin akan ucapan beliau. Jam menunjukkan pukul 12.10 Waktu Indonesia Berkarya, Yups...ungkapan yang tepat sekali. Dimana sudah saatnya bangsa ini untuk mencetak kembali kader2 bangsa yang akan mengubah peradaban dunia. Aku bergegas meninggalkan ruangan SG, aku teringat ada janji dengan Mas'ul FE untuk berdiskusi tentang penawaran kampanye lewat media internet. It's OK...kataku, coz aku emang menyukai media dan pengin belajar IT. Lagian, ini kepentingan dakwah yang harus aku raih, karena jalan ini yang aku pilih. Menyegerakan kebaikan. Sekitar 30 menit, aku berdiskusi dengan beliau. Dari mulai strategi media inetrnet sampai menanyakan kader FE itu sendiri. Sebenarnya aku agak canggung ketika berdiskusi tanpa ditemani mahram yang lain, tapi gimana lagi. Alhamdulillah, aku banyak memperoleh ilmu dari beliau. Aku cerna semua kata-kata yang beliau sampaikan dan aku akan berusaha untuk bisa mengaplikasikannya. Pesan singkat "Menulislah setiap hari...tulislah apa yang mau kau tulis...mulailah dari yang kecil" dan inilah secarik tulisan hasil karya sang melati yang akan se\lalu menyebar keharuman hingga semua orang merasakan kesejukan dari piawainya yang memikat hati setiap insan.

Hati,akal,iman&sahabat...

"Hati itu umpama kaca, jangan biarkan ia retak...Akal itu umpama air, jangan biarkan ia kering...Iman itu umpama debu, jangan biarkan ia hilang...Persahabatan itu umpama tali, jangan biarkan ia putus...Sahabat...Engkau adalah permata terindah yang selalu memberikan cinta dan semangat perjuangan."

Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

Minggu, 16 November 2008

Merajut Cinta


merajut cinta
Entahlah...
Entah dimana cinta itu bersembunyi
Bagai sebuah keluarga, namun sapaan tak pernah menyentuh hati
Lalu egois, tinggi hati, merambat perlahan meracuni

Menyatu dalam perbedaan memang tak mudah, merajut cinta dalam sebuah jama'ah kadang melelahkan jiwa. Letih, dan putus asa kadang menerpa, membuyarkan semua impian-impian indah. Padahal sungguh dahsyat, bahkan teramat dahsyat potensi yang dimiliki setiap jiwa, namun pupus saat disatukan. Orang-orang hebat, sholeh dan pintar yang mestinya menyatu dalam rajutan cinta, hanyalah seperti benang-benang kusut saat dirajut, tak ada keindahan saat mata menatap.

Berbeda...
Bukankah itu hal yang biasa? Keragaman dalam sebuah jama'ah semestinya menjadi sumber kreativitas, dengannya kita bangun samudera kebaikan. Layaknya pun sebuah bangunan, pastilah tersusun dari bahan olahan yang berbeda-beda, dan itu adalah kekuatan. Puncaknya adalah sebuah gerakan yang rapi, solid dan militan dalam sebuah jama'ah hingga mampu merubah kondisi
jahiliyah menjadi penuh dengan rahmatnya Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kunci dari semua itu adalah rajutan cinta pada setiap hati kita, dengannya jiwa-jiwa akan selalu bersama mewujudkan ukhuwah Islamiyah. Karena rajutan cinta pulalah, akan lahir manusia-manusia yang siap mengusung panji-panji dakwah dari berbagai latar belakang yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat rabbaniyah, penuh dengan curahan ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rabbani yang bukan saja sebagai ghoyah (tujuan), namun juga meliputi wijhah (arah), masdar (sumber) serta manhaj (sistem).

Memang, merajut cinta dari setiap jiwa sungguh tak mudah. Namun, selama helaan nafas masih
diamanahkan-Nya, bisakah seseorang mengingkari hati akan sebuah fitrah manusia?

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pernah mengatakan bahwa, kekeruhan jama'ah jauh lebih baik daripada kejernihan individu. Kecerdasan individual pun tak akan pernah dapat mengalahkan kecerdasan sebuah jama'ah. Memang benar, perbedaan bukan sesuatu yang mustahil, namun yang diharapkan walaupun mempunyai kepentingan sendiri, jangan sampai menutupi kepentingan bersama untuk menegakkan qalam Ilahi di muka bumi.

Ikhwah fillah rahimakumullah,
Semua potensi yang ada pada setiap jiwa hendaknya ditata dengan baik dalam sebuah gerakan berjama'ah. Dari seuntai benang rajutan, akan tercipta i'tishom bihabliLlah, menyatunya hati dalam ikatan aqidah serta semangat ukhuwah sebagai landasan terbentuknya ruhul jama'ah. Rajut, dan rajutlah selalu al-imanul amiq (iman yang menghujam ke dalam), al-ittishalul watsiq (hubungan yang erat dengan Allah), al-amalu muthawasihil (amal yang kontinyu) serta as-sharu daa'id (kesabaran yang ekstra) hingga tercipta rajutan cinta.

Mari rapatkan barisan dan luruskan shaf, rajut kembali cinta-cinta, karena kita semua adalah jiwa baru yang mengalir di tubuh umat, yang menghidupkan tubuh yang mati itu dengan Al Qur'an (antum ruhun jadidah tarsi fii jaasadil ummah, Hasan Al-Banna).

Rasakan detak jantung mu ikhwah, siapkan diri menyambut kemenangan yang telah dijanjikan, hunus kesabaran serta kelapangan pada setiap rongga dada, torehkan semangat jihad dengan limpahan iman, bergelombang dan bergerak senada menuju cinta Allah Subhanahu wa Ta'ala, ALLAHU AKBAR!!!

*Siapapun takkan pernah bisa bertahan / Melalui jalan dakwah ini
Mengarungi jalan perjuangan / Kecuali dengan kesabaran
Wahai ummat Islam bersatulah / Rapatkan barisan jalin ukhuwah
Luruskan niat satukan tekad / Kita sambut kemenangan

Dengan bekal iman maju kehadapan / Al Qur'an dan Sunnah jadi panduan
Sucikan diri ikhlaskan diri / Menggapai ridho Ilahi
Dengan persatuan galang kekuatan / Panji Islam kan menjulang
Tegak kebenaran hancur kebathilan / Gemakan takbir
ALLAHU AKBAR!
(Notes: Dikutip dari lirik nasyid Senandung Persatuan-Izzatul Islam)

Wallahua'lam bi showab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,

Rabu, 29 Oktober 2008

Life is choice


LIFE IS A CHOICE…

Please Remember…!!!
Things are changing faster than event
You should change yourself
or
You will be left behind
So…it’s just a matter of time
Also Remember…
Life is not always easy
Life is full of colours
Good time or bad time
Life is pain…
Let’s fly to reach your highest dream
Passing your way
Life is a choice…
Experience is a good teacher
Dare to fail
Dare to try

Selasa, 21 Oktober 2008

Belajar Nulis Yuk...

Kalau dihitung-dihitung, waktu yang dimiliki setiap manusia pada hakekatnya sama. Tapi, apakah kita sadar bagaimana memanfaatkan waktu tersebut? ehm…setiap individu memiliki beragam cara untuk memaksimalkan waktunya. Bahkan, banyak diantara kita yang acuh tak acuh terhadap hal itu. Rasa lelah tiba-tiba muncul ketika aku memainkan jari-jariku yang manis dengan lincahnya. Kutulis semua yang aku kerjakan hari ini.
Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 WIB, alarmku berbunyi seperti biasanya, ah…aku sebel ketika mendengar bunyinya. “SAKURA” Sebuah nada dering yang aku simpan dalam bunyi alarm. aku sengaja bangun pada jam tersebut karena aku sedang halangan. Tamu istemewa yang Allah anugerahkan kepada wanita yang dijunjung tinggi derajatnya. Tapi, aku meninggalkan bacaan “Al-Matsurat”, dzikir yang dianjurkan untuk dibaca setiap pagi dan sore. Mungkin ketika aku masih duduk di semester satu, aku merasa asing dengan hal semacam itu. Dan akhirnya, aku menjadikan bacaan Al-Matsurat hanya ritual belaka karena di kos aku, tercantum salah satu program wajib membaca Al-Matsurat. Berjalannya usia, waktu dan kepahamanku, akhirnya aku mengerti makna dan kandungan yang luar biasa pada dzikir tersebut. aku berusaha untuk membacanya minimal 1 x sehari. Tapi, apa yang aku inginkan belum maksimal tercapai karena banyak hal, terutama niat dan kesungguhan.
Aku segera bangun dari tempat tidurku, aku bersyukur kepada Allah SWT masih memberikan kepercayaannya untuk aku bisa menjadi lebih baik hari ini. Aku langkahkan kakiku untuk cuci muka, ehm…aku teringat bajuku yang sudah aku rendam semalam. Aku segera mencuci dan melakukan aktivitas lainnya. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WIB, saatnya harus ke Masjid Ulul Albab…saatnya ada KAP (Kuliah Ahad Pagi) dan Mentoring. Kebetulan untuk semester ini, aku dipercaya untuk menjadi tutor. Aku tahu bahwa ilmu dan pengalamanku masing kurang. “Sampaikanlah pesanku walau satu ayat” sebuah hadits yang menjadi inspirasiku untuk bergabung bersama menjadi tutor. Aku berangkat bersama Ayi dan Yeni, mereka teman satu kosku. Mentoring berlangsung dengan lancar. Hanya saja, aku belum mempersiapkan materi apa yang harus aku sampaikankepada peserta KAP. Ternyata materi mentoring hari ini adalah SHOLAT. Yap, sebuah materi yang sudah biasa tapi sangat luar biasa dan berat dalam aplikasiniya sehari-hari. Aku sebisa mungkin tetap PeDe dengan penampilan dan materi yang aku sampaikan. Walaupun, salah satu peserta mentoring yang aku pegang adalah teman sekolahku waktu di SMK dulu. Kita saling ta’aruf (perkenalan) dan aku memberikan sedikit materi tentang SHOLAT. Kegiatan mentoring telah usai, aku bersyukur bisa melakukan hal ini.
Pukul 10.00 WIB, Mba Sulis begitu beliau disapa. ehm…beliau adalah MR (Murobbi) aku. Murobbi yang tak asing karena beliau adalah kakak tingkatku di Fakultas Ekonomi. Mba Sulis mengopyak-opyak Mutarobbinya termasuk aku, untuk datang ke acara Halal Bi Halal yang ada diadakan oleh DPC PKS Gunungpati. Sesampainya disitu, aku bertemu ikhwah lainnya. Wach…subhanallah aku tak merasa sendiri ketika di kampus. Lain halnya dengan dirumah, hanya ada segelincir orang yang sudah berTARBIYAH. Makanya, aku berazzam untuk menjadikan keluargaku dulu untuk tersibghoh manisnya ISLAM melalui tarbiyah. Acara halal bi halal di hibur oleh beberapa artis/aktor local seperti musik Rebana terbangan, sebuah sarana yang dulu dipakai oleh salah satu walisongo untuk menyebarkan agama islam di pulau jawa. Tapi, kini sarana dan budaya tersebut mulai luntur. Hanya sedikit orang yang bisa memainkan alat musik keren tradisonal. Itupun kebanyakan orang tua, yang saya tanyakan adalah apakah para pemuda bangsa sudah mulia meninggalkan budaya yang kita miliki? Itu menjadikan sebuah renungan untuk kita semua sebagai KADER BANGSA yang akan menuju Indonesianya lebih baik. Karena Harapan Itu Masih Ada…
Haflah selanjutnya adalah tim nasyid dari unnes yang sering disebut SP (Suara Pujangga), tapi personilnya dah ganti semua. Vokalisnya seperti afgan kata banyak orang n cukup menghibur ketika SP melantunkan nada-nada. Lagu Ungu merupakan lagu andalan mereka. Mungkin pikirku, karena hafalnya cuma itu. He...99X, just kidding pren. Dah dulu ceritaku coz ini gi diskusi ama pak Bozzz...see U n bye

ISLAM BANGGA DENGAN PARA PEMUDANYA


Sesungguhnya tampilnya islam karena tampilan umatnya, tampilnya umat karena tampilnya para pemudanya. Dan tampilnya para pemuda karena kemuliaan akhlaknya. ISLAM BANGGA DENGAN PARA PEMUDANYA, maka jadilah ENGKAU pemuda islam yang ketika orang lain melihatmu, mereka berkata : “Itulah Indahnya Islam.”

Jumat, 17 Oktober 2008

eS eM Es Lebaran

eS eM eS Lebaran
Subhanallah… hari kemenangan kini hadir di depan mata, semoga diri ini kembali suci. berjuta maaf dan rasa peduli dari sanak saudara. berjuta sms yang masuk dalam HaPe kita. tapi apakah kita sadar akan arti kemenangan tersebut dengan nilai kesucian kita?
Rasa sayang meninggalkan Ramadhan, tidak terlihat bahagia, jika memang terjadi seperti ini di sekitar kita. Tak ada lagi tangis, tak ada lagi sedih meninggalkan Ramadhan yang ada seakan terbebas dari belenggu untuk menahan nafsu (berpuasa). Usai Ramadhan seakan-akan bebas untuk berbuat kembali kemungkaran. Maka yang terjadi idul fitri adalah bebas dari segalanya.
Semoga Ramadhan di tahun ini menjadi keberkahan dan kenikmatan sendiri bagi yang ikhlas menjalankan. Tak ada noda ritual keagamaan dan berharap mencari keuntungan.
"Kita bukanlah waktu yang kita miliki tapi kita adalah amal yang kita lakukan". Maka jadilah orang yang luar biasa.Luar biasa dalam amal, ibadah, dan dakwah”
Taqabalallahu Minna Wa minku., Mohon maaf lahir bathin. Semoga Idul Fitri 1429 H mengembalikan menghantarkan kita kembali suci
Takbir berkumandang dimana-mana, hati ini menangis meninggalkan bulan yang penuh kemuliaan dan ampunan. Teringat apakah tahun depan masih bisa menikmati bulan yang penuh berkah. Semua orang sibuk mempersiapkan makanan tuk menyambut hari lebaran. berjuta orang saling meminta maaf baik secara langsung maupun lewat SMS. Aku ingin mengabadikan momen bahagia ini. Semoga kata dan ucapan dalam hari kemenangan ini membawa keberkahan dan pengingatan kembali akan nikmatnya.
Baca SMS aku donk…
T’slmny ht sputih awan&t’slmny jwa sbning embun. bl mlut slh b’ucap&tngn slh b’buat, trmlah mf wlau tngn t’s4 b’jbat. Minal aidzn wl faidzin. Mhn mf lhr & btin…REZA
Kdg ucap t’ brshbt, kdg lidah b’kta slh&kdg jnji mjd t’ psti, sucikan hti brsihkan dri, mhn mf atz slh&khilaf. * Met Idul Fitri * Sblm jaringan trouble. KARDIYEM
Suara takbir menggema mengagungkn asma Allah. Buka pintu hati tebar maaf d hari fitri. Mhn maaf lahir batin. Taqblhu minna waminkum. Minal aidzin wal faidzin. P’Iful
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Taqoballahu minna waminkum. Shiyamana wa shiyaamakum. Met Hr Ry Ied Fitri 1429 H. Mhn maaf ats sgl salah n khilaf y- TITIN
Faith makes all things possible. hope makes all things work. love makes all things beautiful . may you have all of the three.”Happy Iedul Fitri” maafin ya…Rizal
Deret kesalahan mnghasilkan himpunan dosa diruang tak hingga, simetrikan jiwa dlm bilangan mf ats sgl khilaf adl teorema menuju kesucian diri. minal aidzin wal faidzin…Adi
Kini saatnya b’kaca ats pa yg telah kita trehkan dbumi, di hari raya idul fitri ni mari kta kmbali fitri dg mhn mf lhir btin, smg aml&ibdh kta d trima Allah SWT…Asep
From the depth heart…I would like to say “plizz forgive me 4 all off my mistake that I’ve done” happy ied day 1429 H…lets back 2 the purity of soul…Supry ‘07
Rmdhn sgr tbnam. sbuah kmngn ato khilangan. smpaikan slm/pishn tbaek. smg btmu lg dgx Alloh trm ibdh qt d Rmdhn n jdkn syawal sbg awal u lbh baek. Amin Mhn ikhlaskn salah, Ecen Imoet
gema takbir tlh brkumandang, mnandakan tlh tiba hri kmnagan, haus dan lpr tlh qt lalui d bln suci rmdhn, mg qt tmasuk hamba yg kmbali dlm kscian, mfkan sgl khilaf&slh yg tlh aq lakukan. Minal aidzin wal faidzin. Mhn mf lhr batin. Riza
Wach…terlalu banyak sms yang masuk dalam HP-ku, maaf untuk sms yang lum sempat aku masukkan. Oy saling mendo’akan semoga ini tidak hanya sekedar kata-kata yang terangkai dengan indahnya. tapi jadikan semuai ini sebagai pengingatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Amin…