Senin, 28 Juni 2010

Sebuah Inspirasi,..


Nasihat Al Khanza’ Kepada ke-Empat Putranya
Disebutkan dalam Thabaqat Asy-Syafi’i (1/260), Al-Ishabah (7/6/4), ”Al Khanza’ binti Amru As-Salmiyyah ikut di satu pertempuran Al-Qadisiyyah, bersama empat putranya. Beliau memberi nasihat dan memompakan semangat jihad serta sikap pantang menyerah atau mundur satu langkahpun."
Dia pernah berkata, ”Kalian telah masuk Islam sebagai orang-orang yang taat. Kalian telah hijrah sebagai sebuah pilihan dan kalian adalah putra-putra dari seorang ayah dan seorang ibu. Nenek moyang kalian tidak ada yang tercela, demikian pula paman-paman kalian “.
Kemudian dia berkata lagi, ”Kalian telah mengetahui dan meyakini apa yang dijanjikan Allah kepada kalian berupa pahala yang besar dalam memerangi orang-orang kafir. Dan ketahuilah bahwa negeri yang kekal itu adalah lebih baik daripada negeri yang fana. Apabila kalian bangun esok pagi dalam kondisi selamat, insya Allah, maka berangkatlah untuk memerangi musuh kalian dengan penuh sabar dan mohonlah kepada Allah kemenangan atas musuh-musuh-Nya. Apabila kalian menyaksikan perang sedang berkecamuk dengan sengitnya serta api pertempuran semakin panas, maka kobarkanlah api pertempuran itu. Dan bertarunglah dengan komandan pertempuran pada saat pasukan itu membabi buta. Maka engkau akan meraih kemenangan dengan membawa harta yang melimpah dan kemuliaan dinegeri yang kekal”.
Terjun ke Kancah Pertempuran.
Keempat putra beliau keluar dan memegang teguh amanah sang ibu. Keesokkan harinya, mereka bersegera menuju markaz dan memulai pertempuran. Mereka tampil satu persatu, dengan mengumandangkan takbir dan bait-bait syair penyemangat.
Putra pertama terjun, berjuang-juang habis-habisan hingga terbunuh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmatNya.
Putra kedua tampil, dan memberikan perlawanan yang tidak kalah sengit dari kakaknya. Akhirnya ia terbunuh. Semoga rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala terlimpah atasnya.
Putra ketiga menyusul. Seolah tak ingin kalah dari kakak-kakaknya. Ia menyerang dan bertempur dengan sungguh-sungguh. Hingga kematian menjemputnya. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmat atasnya.
Akhirnya, putra ke-empat ikut terjun kekancah perang yang semakin memanas. Subhanallah, ia pun ikut terbunuh. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melimpahkan rahmat atasnya.
Berita syahidnya ke-empat putra Al Khansa’ pun sampai ke telingan sang ibunda. Bagaimanakah sikapnya ?
Beliau berkata, ”Alhamdulillah, Dia telah memuliakanku dengan kematian mereka dan aku berharap kepada Rabbku semoga Dia mengumpulkan diriku bersama mereka di dalam kediaman yang penuh dengan RahmatNya.
Kemudian Umar bin Al Khaththab memberi pesangon kepada Al Khanza ‘ atas kematian putra-putranya, masing-masing 200 dirham.
Ya ummi … berapa putrakah Allah Subhanahu wa Ta'ala titipkan kepada kita ???
Sudahkan kita bersyukur sesuai petunjukNya ???
Mari muhasabah bersama.

Sepenggal kisah tentang dia,..


Oleh : Citra Lardiana Putri

Makasih atas pengingatannya mbak, tapi aku ga tau harus gimana ngomongnya.
Aku sendiri lagi kehilangan arah.njenengan dah baek ko’ mbak, ini masalah intern. Gi ghozwul fikr ki mbak, fikiranku sendiri tapi antara pengin keluar dari LK sama KASIHAN, kasihan sama temen2 yang dah gerak muter2, sementara aku masih diam di t4.
Aku sadar itu bukan suatu tuntutan, mungkin jadi beban iya, klo lagi pusing. Jadi tanggung jawab iya, klo lagi sadar. Tapi sesaat begini sesaat begitu. Jadi susah mbak klo ketemu orang2 kayak njenengan. Klo dah bilang tsiqoh, percaya…??? Susah jawabannya. Mungkin klo boleh memilih, aku lebih memilih jadi mahasiswa biasa, meskipun sekarang aku masih biasa. Yo, kuliah, kampus, kantin, kos ke rumah (mudik)…mungkin dari awal aku ga punya dasar pengalaman di organisasi. Dan aku lebih suka jadi penonton daripada pemain, tapi berhubung dah SEDIKIT TAU 7_an ikut LK yo…?? Itulah hidup.Coba diajukan ke basmala, sapa tau jadi cerpen, ko jadi nanti qt bagi hasil mbak. He…
Itulah sepenggal kisah jawaban SMS dari adekQ di sebuah amanah,,ya..ya..sebuah kewajiban menjadi yang tertua di amanahku sekarang, aku fikir ini sebuah tanggung jawab besar, harus memahamkan adek2 akan pentingnya sebuah komitmen dalam dakwah,,seperti SMS dari seorang al akh ataupun al ukh (Coz nama tak tercantum di Phone bookQ)
“Dakwah menyukai kader tangguh, yang ikhlas berjuang tanpa paksaan. Yang dg inisiatif dan kesadarannya sebagai aktivis dakwah. Ia berkorban demi rahmatan lil ‘alamin..Seleksi dalam dakwah adalah komitmen bukan kompetensi. Tidak harus jadi orang hebat untuk berdakwah. Cukup komitmen yang menjadi awalan agar kebaikan yang lain muncul dg sendirinya,..”
Sender :
(no name)
+6281328810885
Received:
23:55:55
28/03/10
Ehm,,,tiba2 aku terbangun dalam tidurku..dan aku baca sekilas SMS tersebut dalam kondisi setengah sadar, kemudian aku tutup mata ini kembali, ku raih guling yang selalu menemaniku. Uach….
Aku terbangun di udara yang masih cukup dingin. Ku berfikir sejenak dan aku membuka inbox,,aku baca SMS itu berulang2 dan bibirku berucap Subhanallah, Alhamdulillah…aku masih di ingatkan tentang komitmen dalam dakwah ini, walaupun dalam hati aku penasaran siapa pengirim SMS tersebut. Awalnya aku kesal, SMS ko’ malem2 pikirku...mencoba berfikir positif aja wez, mungkin si pengirim baru sempat atau SMS itu ke pending di udara saking banyaknya SMS yang berebut mo masuk ke inboxQ,,,heeeeeee..Lebay..Mode On ;-)
Syukran ku ucapkan untuk seseorang yang di seberang sana, mengingatkanku walau hanya sekedar untaian kata…
Masih dengan rasa penasaranku, ku Misscall nomor tersebut dengan Private Number…maksude kan biar Nomorku ga terlihat,,,heeeeeeee….
Tut..tut..tut..bukan bunyi sepatu kuda, tapi alunan nada yang aku dengar. Ehm,.. tak juga di angkat, apa dia ga mau ngangkat coz ga ada nomor yang muncul. Ku ulang lagi,,,Tut..Tut..Tut Klik..tiba2 HP aku matiin, ternyata di seberang sana seseorang mengangkat HPnya. Oh No,,bodohnya aku…aku belum sempat tahu suara pengirim SMS itu. Bodohku sedikit, tapi pinterku lebih banyak coz aku lebih sayang pulsaku ketimbang suara itu. Sudahlah akhirnya aku melupakan rasa itu.
Kembali ke sebuah komitmen yang menjadi awalan untuk menyebarkan kebaikan di bumi ini. Semoga aku, engkau dan qt semua diberikan kefahaman akan pentingnya sebuah komitmen dalam dakwah ini. Dan yakinlah saudaraku, semua hal itu butuh kesabaran…
Sejenak bermunajah…
“Rabb, Engkau ajarkan melalui kalam-Mudan kalam Rasul-Mu bahwa butuh kesabaran dalam setiap perjalanan kehidupan. Namun Engkau lihat, hamba tiada pernah bersabar. Ketika mengejar dunia, kami mengejarnya tanpa kesabaran. Ketika melepas kesukaran, hamba pun berproses tanpa senjata kesabaran. Akhirnya, terhempas lagi dan terhempas lagi. Semuanya menjadi buntu dan berakhir dengan kesia-siaan.
Kiranya, kilauan dunia masih membutakan hati hamba dan kiranya pikiran singkat masih mendominasi otak hamba. Ya Alloh Pemilik Segala Hidayah, ajarkan hamba bahwa kesabaran itu berujung kepada keindahan, ketenangan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, kami harus bersabar.”

Di Sudut Gerbong Kereta Ekonomi...


Oleh : Citra Lardiana Putri

Sunyi, sepi…udara dingin yang menusuk tulang tak melunturkan semangatku..Kulihat HaPeku masih menunjukkan jam 5 pagi, AKU HARUS PULANG..!! “ucapku dalam hati.” Rindu yang membuncah dalam kalbu untuk bertemu dengan sosok perempuan yang luar biasa dimana “Surga di bawah telapak kaki ibu” seperti Sabda Rasulullah SAW :
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata : “Seseorang pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya : ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: Bapakmu.” (HR. Bukhari Muslim)
Subhanallah Ibu di ucapkan 3 kali baru bapak…betapa mulianya seorang ibu,,,yang bapak2 jangan ngiri yach,,heeeeeeee
Teringat semasa kecilku, ketika di kelas Ibu guru berkata “Surga di bawah telapak kaki ibu” kata2 tersebut membekas dalam hati kecilku. Sesampainya di rumah “Assalamu’alaikum…” ucapku dengan penuh semangat,tak ada jawaban..aku masuk ke rumah mencari-cari ibu..di kamar, dapur, kamar mandi dan segala sudut rumah tak ku temukan, aku ingin segera melihat surga. Masih terngiang di benakku, kata ibu guru “di surga, ada mata air yang memancar dan banyak buah-buahan, dan masih banyak lagi kenikmatan-kenikmatan ketika bisa tinggal di surga.” Itulah kepolosan seorang anak kecil…begitupun aku dan anak2 kecil lainnya. Ooh,,,Ibu dimana??? Ucapku resah…aku mulai menangis sejadi-jadinya karena aku pikir, aku tak bisa melihat surga. Ibu,,,kau dimana??? Aku ingin melihat surga…suaraku mulai serak.
Assalamu’alaikum… ku dengar ada yang berucap salam,,,aku lelah, mataku sakit dan agak bengkak,tak terasa tangisan ini membuatku ketiduran. Suara itu tidak asing bagiku. Wa’alaikumussalam,,aku segera meloncat dan menghampiri suara itu, ternyata di hadapanku adalah Ibu. Sosok yang kutunggu kedatangannya, kucium tangannya dan kupeluk tubuhnya. Teringat kata2 ibu guru, aku langsung meminta ibu memperlihatkan kakinya kepadaku. Ibu heran dan bertanya “Ada apa nak?” dengan penuh semangat aku menjawab “ingin melihat surga”. Ibu tersenyum dengan guratan wajah yang tidak muda lagi tapi masih terlihat cantik, Ibu berkata “Anakku, jadilah anak yang sholeh/sholehah, Ibu akan senang.”
Mba’ dah siap??? “gita mengingatkanku..
Aku terhenyak dalam lamunanku,,,kita segera menuju stasiun poncol, stasiun kebanggaanku...lebih dari 3 tahun aku menghampirimu tuk menunggu sang pangeran (kereta api.red), heeeee...Motor Vega R menemani perjalananku ke poncol,,ooh dunia seakan milik kita berdua (aku dan gita) karena pagi masih sunyi. Hanya ada satu, dua motor yang melintas. Subhanallah…di dataran trangkil, aku menikmati panorama alam yang luar biasa…bisa melihat keindahan lampu2 Masjid, rumah, gedung, restoran, de el el seperti bintang-bintang yang cahayanya tak akan pernah padam, awan yang masih gelap gempita, pohon-pohon yang menjulang tinggi, kesunyian alam dan hembusan angin semakin menguatkan keimananku pada Sang Maha Pemilik Jagat Raya ini.
Alhamdulillah sampai juga di poncol hanya dengan menghabiskan waktu sekitar 18 menit untuk perjalanan. Perjalanan yang menyenangkan, karena impianku adalah PEMBALAP..bisa kebut2an, heeeeee. Suasana masih sepi. Aku langsung menuju loket dan masuk ke stasiun. Astaghfirullah, keretanya agak telat karena lagi diperbaiki. Aku mulai resah, tapi harus “positive thinking” kereta kan juga punya hak untuk di rawat. Okelah kalo begitu,,,Sabar bRo…penenanganku dalam hati.
Singkat cerita, kereta datang dan berbondong-bondong penumpang ingin segera memasuki pintu kereta termasuk aku. Alhamdulillah, tidak terlalu penuh. So, aku dapat tempak duduk yang cukup nyaman. Awalnya kunikmati perjalanan ini dengan membaca “Mencari Pahlawan Indonesia” karya Pak Anis Matta. Buku yang luar biasa, Menurut pak Anis Matta “Pahlawan dari generasi sahabat punya daya cipta sarana materi di tiga wilayah : di medan perang, dalam pencaturan politik dan di dunia bisnis. Abu bakar dan Utsman bin Affan biasa menginfakkan total hartanya bukan sekedar marginnya, untuk memulai usaha dari nol kembali, karena mereka yakin pada kemampuan daya cipta sarana materi mereka. Umar bin Khattab dan Abdurahman bin Auf selalu menyedekahkan 50% hartanya untuk ummat. Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid, keduanya adalah petarung sejati dan pebisnis sejati.
Berkata Umar : “Tak ada pekerjaan yang paling aku senangi setelah perang di jalan Allah, selain dari bisnis.” Ini menjelaskan mengapa generasi sahabat bukan hanya mampu memenangkan seluruh pertempuran, tapi juga mampu menciptakan kemakmuran setelah mereka berkuasa.
Yang menjadi pertanyaanku adalah apakah sudah ada sosok pahlawan di Indonesia seperti Sahabat-sahabat Rasulullah? Demikian bisa dijadikan renungan bersama. Semoga pahlawan itu adalah aku, kamu dan kita semua. Amin…
Beberepa menit kereta melaju dan lagi asyik2nya membaca buku, gludakzt… ada gelagat tidak beres dari beberapa laki-laki di gerbong belakang, sudut gerbong yang cukup nyaman buatku. Mereka mengeluarkan sebatang rokok dan cer menghidupkan korek api dengan rasa yang tak bersalah. Awalnya aku cuek, acuh dengan tetap melahap buku yang dipegangku. Huft,..tiba-tiba ku tutup buku itu dan berucap PARA PEROKOK ITU BENER2 EGOIS…!!! Gumamku dalam hati. Teringat millist seorang kawan di seberang sana.
Pernahkah terbesit, klo para perokok itu sangatlah egois??ya, ku pikir memang begitu. mereka merokok tanpa memperdulikan tempat dan siapa orang yg ada disekitarnya demi kesenangan dirinya.tak jarang mereka merokok justru ditempat2 yg penuh sesak oleh orang2 dan minim sirkulasi udara. yup, yg sering qta lihat di kendaraan2 umum. Apalagi ne kereta (ga lihat po???). huft,..mereka bahkan tak menghiraukan ada anak2 or bahkan bayi didekatnya. entah mereka ga sadar, ga tau, atau memang ga mau tau!! dengan penuh kenikmatan, rokok di hisap dan mengepulkan asap seenaknya. kenikmatan bagi mereka dan penderitaan bagi orang lain. hobi merokok, tercapainya ketenangan, penghilang stress dan 1001 alasan lainnya dijadikan pembenaran atas aktivitas merokoknya. tidak hanya mendzolimi dirinya sendiri, tapi juga orang lain. jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiripun tidak bisa. sepertinya bila belom ada yg menyatakan keberatan "maaf mas, rokoknya bisa dimatikan?kasian ada bayi dan anak2." atau dengan mengibas-ngibaskan tangan menghalau asapnya tanda sangat tergangggu, mereka tetap melanjutkan aktivitas tersebut . memang merokok itu adalah hak setiap orang. tapi bukankah dalam hak seseorang itu selalu ada hak orang lain sebagai batasannya??tidak ada hak yg absolut di dunia ini (inget pelajaran PPKN :D). Akan lebih bijak, bagi perokok aktiv yg akan melakukan aktivitasnya, carilah tempat yg tidak ada perokok pasif didalamnya misal dalam smoking room. menurut penelitian (lupa sumbernya), jika perokok pasif sering berada dalam komunitas perokok aktiv dalam jangka waktu lama, kondisi paru2nya akan sama kronis dengan perokok aktiv.
So, bagi para pecandu rokok, "kl mau minum racun, minum aja sendiri. jangan mengikutsertakan orang2 yg ingin hidup sehat wal afiat" hehhehe
mohon maaf bagi yg tersinggung. hanya ingin sharing aja. peace ah
Ya,,,aku sepakat dengan statement2 di atas..Tapi nyaliku mungkin masih kecil, aku tak berani berucap. Sapu tangan berwarna pink, ku buat untuk menutup hidungku, kanan kiriku tak menghiraukan dengan para perokok itu karena mereka menikmati tidurnya. Aku hanya bisa mengingkari dalam hati dan ber-SMS ria dengan teman-teman biar ga terlalu focus dengan mereka. Dan ku ganti status FB-ku dengan “Para PEROKOK itu bener2 egois…!!!” dan beberapa comment yang masuk emang sepakat dengan pendapatku, tapi sayang pajak terbesar di Indonesia bersumber dari perusahaan rokok..Huft,,menyesal tiada arti…tapi bagaimana kita harus mengubah paradigma berfikir masyarakat tentang rokok. Kadang dalam benakku berkata “Apa para lelaki itu ga inget umur?” heeeeee,,,
Maz2, bapak2, ada akhwat bijak n santun disini lho,..ga malu po??? Hahaha…PeDe jReng,..”Kataku dalam hati.
Satu demi satu penumpang turun di stasiun tujuannya masing-masing. Aku sedikit lega, karena para perokok itu sudah tidak di gerbong ini lagi. Kini, kesabaranku di uji kembali. Sepasang suami isteri atau mungkin muda-mudi (pacaran.red) duduk dekat di sampingku. Astaghfirullah,,,bukannya berburuk sangka..kok mereka melakukan hal-hal yang tidak sedap dipandang mata (maksudnya mataku),,pengin muntah dan ingin segera menyingkir..tapi ga enak dengan penumpang lainnya. Ya…lagi2 pengingkaran dalam hati dan itu selemah-lemah iman, teringat sebuah hadits :
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. Berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika ia tidak mampu maka denagn hatinya dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Astaghfirullah,,,bener2 jaman sudah edan (kata beberapa orang). Tapi dipikir2, ada benernya coz banyak sekali seks bebas, narkoba dan kenakalan2 remaja lainnya. Tidak hanya itu, KKN masih mencekik negeri ini. Ayo saudara2ku, kita ubah negeri yang kita cintai menjadi negeri yang penuh barokah. Amin..
Tak terasa kereta sudah sampai di stasiun Slawi, mengingatkanku untuk segera turun. Alhamdulillah, Allah masih memberikan perlindungan kepadaku. Sssst,,,tak seperti biasanya, pangeran kecilku tak bisa menjemputku…Alhasil aku harus naik angkutan umum (angkot.red) dengan kesabaran menunggu kembali. Ooh,,,selamat tinggal keretaku tercinta…di sudut gerbong ekonomi, kudapatkan hikmah yang luar biasa. Benar apa yang dikatakan sahabat “setiap kejadian yang kita temui pasti ada hikmahnya…”
Kini,,perjalananku masih panjang…Let’s Fastabiqul Khoirot, Keep Istiqomah ‘n Hamasah…!!! Allahu Akbar…

Bersyukurlah,..


Oleh : Citra Lardiana Putri

“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia,..”(Q.S Al-Baqarah : 164)
Saudaraku, apa hikmah yang bisa kita petik dari pergantian siang dan malam? Salah satunya adalah kehidupan ini. Kehidupan yang tidak selamanya terang, ada malam yang bakal menjelang. Dan sebaliknya, kehidupan tidak selamanya gelap, pasti ada pagi yang akan datang dengan membawa terang.
Saudaraku, kehidupan ini bagaikan roda pedati. Ada saatnya kita berada diatas, ada saatnya kita berada di bawah. Adakalanya kita mendapatkan kesenangan, dan adakalanya kita mendapatkan kesusahan dan kesulitan. Apapun keadaan yang kita lalui, tetaplah bersyukur kepada Alloh.
Saudaraku, kadang kita tidak bersyukur atas kesenangan yang kita peroleh, atau bahkan kita mengingkarinya. Padahal Alloh sudah menuliskan di Ayat-ayat cinta-Nya :
“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S Ibrahim : 7)
Nah lho,..dah jelas toh??? Diberikan kesenangan saja enggan bersyukur, betapa sombongnya hamba-Mu ini. Apalagi bersyukur ketika kita mendapat kesusahan. Astaghfirullah,..
Ketika hujan datang, kita mengeluh bahwa hujan akan menghambat aktivitas kita seperti biasanya. Merasa dinginlah, beceklah, maleslah dan lah lah yang lain. Alloh berfirman :
“Dan Alloh menurunkan air (hujan) dari langitdan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar tertdapat tanda-tanda (kebesaran Alloh) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).” (Q.S An-Naml : 65)
Saudaraku, renungkanlah…apa pantas kita terus dan terus mengeluh???
Ingatlah, kalaulah kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari, kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi. Subhanallah,..
Padahal kita harus jadi muslim ‘n muslimah juara. Dan jadikanlah sabar dan syukur sebagai ujung tonggak kemenanganmu, mau??? Yukz,..bareng2 bersyukur dengan sepenuh hati menyakini bahwa kesenangan dan kesusahan adalah pemberian dari Alloh, dengan lisan yang mengucapkan hamdallah dan dengan amal perbuatan yang kecil tapi dilakukan dengan istiqomah.
Dah inilah yang harus kita yakini bahwa kesusahan itu pasti akan berlalu…jangan bersedih karena Alloh senantiasa bersama kita.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al-Insyirah : 5-6)
Dan seperti Ust. Yusuf Manyur sampaikan bahwa Senang itu biasa, susah itu juga biasa. Sebagaimana datangnya siang dan malam. Ia akan senantiasa berputar. Inilah kehidupan.
Ada sebuah untaian kata dan do’a yang menginspirasi :
“Seperti apapun hari ini, semoga Alloh mengusap lembut hatimu, menjadikanmu bagian dari orang-orang yang berjiwa tenang, yang kelak akan datang kepada Alloh dengan wajah bercahaya. Semoga hari-harimu diwarnai kasih sayang-Nya dan setiap peluh ternilai sebagai pemberat amal kebaikan. Amin,..”
Bumi Alloh, 25 Juni 2010

Citra Lardiana Putri

Rabu, 16 Juni 2010

Adekku yang sholeh dengan balutan takwamu,..


Oleh : Citra Lardiana Putri

Reza,..biasa ia disapa, wajah yang lugu dan polos begitu melekat padanya. Postur tubuh yang cukup tinggi dengan kulit yang sawo mateng (manis enggak, jelek juga enggak,…rata2 dech,..hoho..promosi nie yeeee). Sejak kecil, dia cukup dimanja..karena dia adalah anak bungsu dan anak cwo yang kedua di keluargaku. Dia tak biasa melakukan pekerjaan rumah tangga seperti apa yang dilakukan kakak2 sebelumnya. Nyapu pun agak kaku, apalagi nyuci piring…hoho gelas2 n piring pada pecah,korban nestapa. Mungkin dia tergolong anak penurut, terlalu amanah dengan pesan ortu n kakak2nya. Karena itu, aku dan lia (saudara perempuanku) selalu jail kepadanya. Hingga dah gede pun qt bercanda, klo reza belum nangis…yach wajib mpe nangis…pokoknya seru dech..duch kejamnya daku,..hohoho…
Reza,..kini kau beranjak dewasa..walau jiwa kekanak kanakanmu masih ada,.,tapi aku akui kadang2 pikiranmu jauh ke depan,, tak seperti aku…ehm,..masih teringat masa kecilmu, ketika SD bahkan sampai SMA..mo mandi aja minta di temenin,,upz dah di sunat pun, kau tak merasa malu dengan saudara2 perempuanmu…reza,..reza…betapa aku mencintaimu, sungguh…
Kau yang pemalu, kau yang cengeng, kau yang agak pendiam..kau yang…dan kau yang,…satu lagi cerita tentangmu,..makanmu itu loh buanyak buanget…kadang aku dan lia sering ngeledekmu…sarapan ko’ kaya mau macul. Begitu ucapku,..dan kau tak menghiraukan sama sekali…Huft,..masuk kuping kanan keluar kuping kiri…
3 bulan sebelum ujian SMA, kau banyak berubah. Kau yang rajin sholat, sholat tahajud, sholat dhuha, puasa sunah dan masih banyak amalan2 terbaik lainnya yang kau lakukan. Ehm,,fenomena klasik kata orang bilang…yach,..mungkin hal yang sama banyak terjadi ketika mo ujian, semua mendadak pada sholeh dan sholehah…kalau aku fikir, baguslah mereka mau berubah…POSITIF THINKING,..dan yang selalu aku bilang kepada adekku Reza “Jagalah sholatmu dan selalu memperbaiki diri” Jangan takut, Allah bersama kita. Allah memberikan apa2 sesuai dengan usaha yang kita lakukan.
Hingga tiba saatnya hasil ujian di umumkan,..aku merasakan apa yang kau rasakan “merasa was-was ketika hasil ujian tak sesuai dengan keinginan kita”, aku berusaha memberikan SMS penguat untukmu…dan tiba2 HPku berdering,…deg…deg…jantungku berdetak,,,tak tega mengangkat HP ini..ketakutan melanda diriku dan bismillah,..aku angkat HP…suara salam penuh semangat dari adekku di seberang sana, dan dengan girangnya ‘Alhamdulillah aku lulus Ujian’ begitu katanya penuh semangat,…Alhamdulillah…aku bersyukur, kini Allah memberikan yang terbaik atas usahamu selama ini. Dan pesanku, tetaplah menjaga sholatmu yach Za…
Alhamdulillah,,puji syukur atas nikmat dan hidayah Allah…kini orang2 yang aku cintai dengan sepenuh hati berproses menjadi insan yang LEBIH BAIK,..
Ya Allah,…teguhkanlah semangat Adekku untuk selalu berbuat baik dan mengamalkan apa2 yang dia mengerti sekarang dan berilah cahaya serta celupan Illahi-Mu,,.agar aku dan keluargaku selalu tunduk pada-Mu. Amin…
Adekku,…kau semakin mempesona dengan balutan takwamu…

Ikhwan di ufuk senja,..


Oleh : Citra Lardiana P.

Adekku,..sosok ikhwan kecil yang begitu lugu, lucu dan penuh pesona (masa sech??? Bo’ong abiz euy). Entah kapan aku mengenalnya dan dimana pastinya, Peace dek…;-). Yupzt, kita dipersatukan di organisasi kedaerahan FKMMT (Forum Komunikasi Mahasiswa Muslim Tegal), forum kumpule mahasiswa dari Tegal…pertemuan pertama, kedua mba masih biasa aja. Dan suatu saat entah kenapa kita bisa sedekat ini,..Allah membuat skenario yang terindah…Awalnya saling SMS memberitahu sesuatu dan entah kapan pastinya, kau mulai terbuka dan mba pun demikian. Ada kedekatan hati, dari awal mba dah menganggap dirimu adalah cerminan Reza (Adek’e mba yang paling ganteng, pastinya coz dia cwo sendiri).
Adekku,,,kadang kau membuat mba pengin tersenyum saat kau lontarkan kata2 dengan keluguanmu dengan gaya bicaramu yang masih khas Medok’nya alias ngapak. Semua itu cirimu,..dengan kepolosan sifatmu didukung dengan auramu itu loh apa adanya ‘g dipolis dikit po??? hohoho,..kau iri dengan sahabatmu yang diberi hadiah oleh mba. Betapa mba juga sayang sama kamu karena ALLAH SWT. Mba pengin menahan tawa ketika kau minta dibeliin sesuatu,..dalam hati mba berfikir, anggaplah mba sebagai kakakmu. Mba senang banget, mba bener2 bangga sama kamu…mba pun menuruti keinginanmu,..
Adekk,..kau cukup baru dalam kehidupan mba, kau menyuplai energy positif buat mba. Mba bersyukur Allah mempertemukan dan mempersaudarakan kita di dunia dan semoga Allah mempertemukan kita di Jannah-Nya. Subhanallah, kau cukup mengerti bagaimana memaknai hidup ini dan perjalanan dakwah ini. Semua butuh proses untuk belajar menjadi LEBIH BAIK, dan perjalanan kita masih panjang.
Adekku,..kita orang2 pilihan di mata Allah,..kita di uji dengan kenyataan bahwa kita dah ga punya Abi…!!! Tak masalah bagi mba,..kita harus bisa bersabar dan tegar dalam menghadapi terpaan hidup. Antum jadi anak pertama, semoga bisa menjadi seorang kakak dan wali yang baik untuk adekmu. Walau semua itu ga mudah, tapi mba yakin Antum bisa melakukannya. Antum ga usah sedih coz Allah selalu bersama kita.
Adekk,..ingatkan mba saat mba rapuh..karena mba ga bisa menopang sendirian untuk menghadapi semua ini,.. Jazakallah untuk semua yang kau berikan sama mba,..keluguan dan kepolosanmu memberikan warna tersendiri dalam kehidupan mba. Tetaplah menjadi seorang “Ikhwan” yang apa adanya, jangan terbawa arus kehidupan yach,..tapi bagaimana kau bisa mengelola dan menyiapkan momentum yang ada.
Afwan jiddan, klo selama ini masih banyak hak2 untukmu yang belum mba tunaikan dengan baik dan belum bisa menjadi tauladan untukmu dan temen2,..
Adekku,..Ikhwan kecil di ufuk senja…

Hanya sebuah asa,..


Oleh : Citra Lardiana P.

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Berjuta sms dan do’a dari saudara, teman, kerabat atas hari kelahiranku,..ya, semua mendo’akan untuk kebaikan hidupku ke depan. Rasa sedih, senang bercampur jadi satu karena orang2 di sekelilingku masih mengingat momentum special dalam kehidupanku dan bagi kebanyakan orang pada umumnya. Tidak perlu ada bingkisan yang besar atau perayaan yang mewah, bagiku semua itu tidak penting! Hanya sekedar ucapan dan do’a yang tulus, sudah cukup bagiku..insyaAlloh,..
Saudaraku,..apa yang sebenarnya kita pikirkan ketika hari ini adalah hari kelahiranmu?? Apakah kita berfikir bahwa kita masih muda?? Atau kita berfikir bahwa kita semakin tua?? Semua itu tergantung dari sudut mana kita memandang. Kadangkala kita merasa tua ketika sedang bersama adek2 kecil atau mungkin bayi yang baru lahir kemarin. Kadangkala kitapun merasa muda, ketika kita nge-date bareng nenek kita ke pasar,..hohoho,..ya semua itu bisa terjadi pada diri kita.
Entahlah,..beberapa waktu lamanya aku coba merenungkan segala rangkaian kehidupan yang aku alami. Rasanya baru saja kemarin aku adalah gadis kecil yang kurus, menggendong tas Tweety berwarna merah dan asyik bermain dengan teman2 sebayaku,..kadang kita bertengkar gara2 hal yang sepele, sampai ada yang nangis. Huft,..kenanganku bersama sahabat di desa..maklum anak kecil,..kini gadis kecil itu tumbuh menjadi gadis yang lebih dewasa..insyaAlloh,..
Tak terasa baru kemarin aku di terima di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Semarang, masa2 OKKA (Orientasi Kehidupan Kampus) menjadi kenangan tersendiri bagiku. Senang karena kegiatan ini adalah gerbang awal mahasiswa baru mengenal pernak pernik dunia kampus dan merasa capek untuk membuat ini itu yang menyita jatah tidurku, ehm..benar2 kenangan 4 tahun silam.
Sekarang, kulewati lorong panjang mengelilingi kampus tercinta, terbesit dalam pikiranku..4 bulan lagi aku akan meninggalkan tempat ini, laboratorium yang memberikan tarbiyah yang luar biasa. insyaAlloh Agustus aku harus Ujian Skripsi, amin. Sejenak ku berpikir, aku telah cukup makan asam garam di laut,..hehehe…mengikuti skenario Alloh yang cukup panjang dalam proses tarbiyah ini,..ya Aku bersyukur karena saat ini adalah kehidupanku yang terbaik. Aku senang bisa mengikuti berbagai organisasi di kampus yang terbingkai dalam dakwah dan ukhuwah yang begitu nyaman di hati,..tapi ada satu hal yang pengin aku katakan disini..
Saudaraku,..seindah apakah ukhuwah itu? Mari kita renungkan, apa yang antum rasakan selama ini? Nyamankan antum berada dalam komunitas dakwah ini? Mungkin secara tidak sadar , kita telah melalaikan ukhuwah di antara kita, saat senyum2 kita terasa hambar, saat kita merasa bekerja sendiri, saat kita merasa tidak dihargai akan hasil yang kita capai, saat tak seorangpun bisa memahami diri kita..
Saudaraku,..semoga dakwah ini membuahkan ukhuwah yang indah, yang menjadikan kenangan yang membuat diri ini selalu merindukan berada di barisan dakwah dan menjadi senyum2 kita menjadi senyum ketulusan dan penuh keikhlasan,..Amin
Kini, waktu berganti, detik masa berlalu…sampai 22 Tahun, begitu singkat!!! Tuakah aku??? Ato aku masih merasa muda? Ehm,,,relatif!!! Apa yang sudah aku lakukan??? Apa yang sudah aku perbuat untuk diriku, keluarga, bangsa, agama dan umat ini??? terlalu banyak waktu yang aku sia-siakan,.. Astaghfirullah,..
Teringat,..Imam Syafi’i yang berusia 9 tahun sudah hafal Al-Qur’an, usia 10 tahun sudah hafal 1.720 hadits dengan sempurna dan pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan mufti (hakim agung) kota Makkah,..benar2 luar biasa
Sedangkan aku?? umur 22 tahun, baru hafal juz 30, itupun Lupa2 Inget…Hadist Arbain belum selesai,..Astaghfirullah..
Dan Muhammad Fathi Farahat yang belia itu, 17 tahun. Aku beberapa tahun lebih tua darinya, tapi aku merasa benar-benar malu, menyadari apa yang telah dibuatnya adalah sesuatu yang sangat besar. Ah, besar di mataku yang manusia ini mungkin sangat tidak penting, tapi ini adalah sesuatu yang BENAR-BENAR BESAR! Berkarya sedemikian rupa untuk RabbNya.
Semoga, pada umur yang ke-22 aku bisa menjadi lebih baik dan bisa mengukir prestasi untuk menorehkan tinta sejarah dalam peradaban ini. Amin,,
Klo antum gimana???
Bukan kita yang memilih takdir
Takdirlah yang memilih kita
Bagaimanapun, takdir bagaikan angin
Bagi seorang pemanah
Kita selalu harus mencoba
Untuk membidik dan melesatkannya
Di saat yang paling tepat
-Shalahuddin Al Ayyubi-
Obsesi tujuh abad itu begitu bergemuruh di dada, membeningkan hati dan jiwa seorang pemuda yang berusia 23 tahun. Ia tahu, hanya orang yang paling bertaqwa yang layak mendapatkannya. Ia tahu, hanya sebaik2 pasukan yang layak mendampinginya. Dan sejarah mencatat, obsesi tujuh abad itu (Konstantinopel) kini telah ditaklukan oleh “Muhammad Al Fatih”, hebat kan???
Saudaraku,..Berapa pun usia kita, tak ada kata terlambat untuk menjadi indan yang LEBIH BAIK. Banyak yang bilang, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali!!! Selama Alloh SWT masih berkenan memberikan kesempatan hidup untuk kita, sebenarnya kita masih punya kesempatan, untuk menorehkan tinta emas pada sejarah peradaban kita, dan mengabdikan diri untuk kemuliaaan umat Islam. Yeach…!!!Allohu Akbar!!!
Jatah hidup kita di dunia semakin berkurang, RENCANA MATI, RENCANA HIDUP…!!!
Mencita-citakan kematian??? Mungkin kata-kata ini seperti lelucon,..ingatlah saudaraku..orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan ajalnya dengan baik. Merencanakannya dengan do’a dan upaya? Ya, seharusnya memang begitu. Karena kita memiliki cita2 yang luar biasa ‘Hidup Mulia atau Mati sebagai Syuhada’. Maka alangkah bermakna seorang sahabat yang menolak rampasan perang dan berkata, “Tidak Ya Rasulullah, bukan untuk ini. Aku berperang agar ini!” Ia menunjuk satu titik di nadi lehernya. “Kalau dia jujur kepada Alloh”, kata sang Nabi, “Dia akan mendapatkan apa yang di cita2kannya.” Dan benar, di perang berikutnya ia mendapatkan sebuah anak panah menancap tepat di titik yang dulu dia tunjuk dengan jarinya. Subhanallah…
Saudaraku,..bekal apa yang sudah kita persiapkan?? Sudah cukupkah untuk menuju tiket syurga?
“Ya Alloh,..Jadikanlah sebaik-baik umurku adalah akhirnya, sebaik-baik amalku adalah penutupnya dan sebaik-baik hariku adalah hari dimana aku bertemu dengan-Mu.”

Rabu, 09 Juni 2010

Do'a Seorang AKhwat

Inilah goresan pena dari sang akhwat yang mendambakan ikhwan sholeh, yang bisa bersama untuk mencintai Mu Ya Robbi dan mencintai Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.
Yaa……Rabbi……..
Aku berdoa untuk seorang ikhwan yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seseorang yang sangat mencintaiMu lebih dari segala sesuatu
Seorang yang akan meletakkanku pada posisi di hatinya setelah Engkau dan Muhammad shallahu’alaihiwasalam
Seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk-Mu dan orang lain
Wajah, fisik, status atau harta tidaklah penting
Yang terpenting adalah hati yang sungguh mencintai dan dekat dengan Engkau
Dan berusaha menjadikan sifat-sifat baikMu ada pada pribadinya
Dan ia haruslah mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup
Sehingga hidupnya tidak sia-sia
Seseorang yang memiliki hati yang bijak, tidak hanya otak yang cerdas
Seseorang yang tidak hanya mencintaiku, tapi juga menghormatiku
Seorang yang tidak hanya memujaku, tetapi juga dapat menasehatiku
Seseorang yang mencintaiku bukan karena fisikku, hartaku atau statusku tapi karena Engkau
Seorang yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi
Seseorang yang membuatku merasa sebagai wanita shalehah ketika aku berada di sisinya
Seseorang yang bisa menjadi asisten sang nahkoda kapal
Seseorang yang bisa menjadi penuntun kenakalan balita yang nakal
Seseorang yang bisa menjadi penawar bisa
Seseorang yang sabar mengingatkan saat diriku lancang
Ya..Rabbi……
Aku tak meminta seseorang yang sempurna
Hingga aku dapat membuatnya sempurna di mataMu
Seseorang yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
Seorang yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya lebih hidup
Aku tidak mengharap orang yang semulia abu baker Radhiyallahu,
Atau setaqwa umar Radhiyallahu, pun setabah Ustman Radhiyallahu,
Ataupun sekaya Abdurrahman bin auf Radhiyallahu, setegar zaid Radhiyallahu
Juga segagah Ali Radhiyallahu, apalagi setampan usamah Radhiyallahu.
Aku hanya mengharap seorang ikhwan akhir zaman,
Yang punya cita-cita mengikuti jejak mereka,
Membangun keturunan yang sholeh,
Membangun peradaban,
dan membuat Rasulullah shallahu’alaihiwasalam bangga di akhirat
Karena aku sadar aku bukanlah semulia Fatimah Radhiyallahuanha, tidak setaqwa Aisyah Radhiyallahuanha ,Pun tidak secantik Zainab Radhiyallahuanha, apalagi sekaya Khodijah Radhiyallahuanha.
Aku hanyalah seorang wanita akhir zaman
yang punya cita - cinta
Ya…..Rabbii …….
Aku juga meminta, Jadikanlah ia sandaran bagiku
Buatlah aku menjadi akhwat yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sepenuh jiwaku
Berikanlah sifat yang lembut, sehingga auraku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak kebaikan dalam dirinya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
Mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat
kokohnya benteng tidak bisa dibangun dalam semalam, namun bisa hancur dalam sedetik
Kota Baghdad tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap
Dan bilamana akhirnya kami berdua bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan:
” Betapa Maha Besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku pasangan yang
dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.
Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat
Dan Engkau akan membuat segalanya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan…
Amiiiin…

Talenta KAMMI sebagai “Insan Akademik dan Kaum Muda Progresif”

Oleh : Citra Lardiana P.

”yaa ayyuhassabab inna fi yadikum amrol ummah wa fii aqdamikum hayaataha”
(wahai pemuda sesungguhnya di tanganmu urusan bangsa dan di derap langkahmu tertumpu hidup dan matinya suatu bangsa).
Adalah tanggung jawab sejarah generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai pemuda yang akan menjadi masa depan kejayaan bangsa ini dan akan menjadi pemimpin yang berani berkata tegas dengan sepenuh hati bahwa “AKU CINTA INDONESIA”. Pemuda yang siap mengubah Indonesia menjadi lebih baik, berkeadilan dan bermartabat.
Gerakan mahasiswa merupakan komunitas pemuda yang terpelajar. Dengan karakter intelektual dan komunitas terorganisir merupakan asset yang perlu dikelola dengan baik untuk mengasah pisau analisis pergerakannya lebih ilmiah, dengan dasar argumentasi yang kuat, mengakar dan dapat dipertanggungjawabkan serta menganalisa realitas dinamika kondisi bangsa ditataran lokal maupun nasional bahkan dalam membaca konspirasi global. Peran strategi inilah menjadi tuntutan dari setiap elemen agar mampu berkontribusi lebih. Elemen Pemuda dengan segala potensi yang dimilikinya bisa menjadi bagian dari pembangunan. Peran-peran yang bisa dimainkan oleh pemuda di sektor publik tak bisa dipungkiri telah banyak mencatat keberhasilannya dalam sejarah emas sebagai agent of change.
KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, sebagai salah satu instrumen demokrasi yang cukup penting dalam membangun proses good governance (tata pemerintahan) perlu menyiapkan strategi yang tepat untuk menjalankan fungsi kontrol dan kekuatan penyeimbang (balancing power).
Untuk itu KAMMI sebagai gerakan Mahasiswa yang merupakan wadah perjuangan pemimipin masa depan bertanggung jawab dalam menuntaskan perubahan menuju masyarakat kampus yang madani. Sebagaimana dalam paradigma gerakannya, KAMMI tidak menghendaki adanya pemikiran dan gerakan yang pragmatis, khususnya terkait dengan tujuan meraih kekuasaan. Namun, gerakan KAMMI adalah gerakan yang sistematis dan bernilai strategis untuk mewujudkan masyarakat Islami di negeri ini, sebagaimana termaktub di dalam visi KAMMI.
Mahasiswa harus berani merebut masa kini dengan setting masa depan. Karenanya idealismenya sebagai mahasiswa harus terejawantah dalam cita-citanya yang terukur baik yang dapat dilakukan oleh dirinya maupun oleh masyarakat dan negaranya sebagai ruang pengaruhnya. Karena itu, mahasiswa harus melakukan rekayasa-rekayasa pergerakannya yang akan berpengaruh pada arah perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang, baik dalam rekayasa politik, rekayasa sosial, maupun rekayasa akademiknya.
Setiap zaman memiliki jiwa zamannya (zeit geist), ujar almarhum Kuntowijoyo. Jiwa zaman ini perlu diraba lebih mendalam dan ditinjau dari berbagai sudut, baik dalam sudut makro semisal kontinuitas dan diskontinuitas sejarah peradaban dan realitas global kekinian, maupun sudut mikro keindonesiaan dan kearifan lokal. Dalam hal ini kepekaan terhadap medan perjuangan dan perubahan di dalamnya menjadi niscaya penting bagi perumusan jiwa zaman yang tengah dihadapi.
Sesuai dengan paradigma gerakan KAMMI, ternyata gerakan ini memang memiliki basis talenta yang kuat. Artinya, hal ini terkait dengan potensi dan kapasitas para kader KAMMI dalam spesialisasi keilmuannya masing-masing. Hal ini juga mencerminkan syumuliatul Islam dalam gerakan.
Fenomena saat ini, banyak orang hanya melihat dan berkata bahwa KAMMI hanyalah “Si Jago Aksi” dibandingkan sebagai pakar atau gerakan yang juga menawarkan konsep ilmiah baik di tataran kampus maupun tataran nasional. Padahal di zaman modern ini dengan segala perubahan yang cepat terjadi menuntut manusia untuk ikut beradaptasi dengan potensinya masing-masing.
Kawan, para pendahulu kita telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya jago aksi, tapi mereka telah menorehkan sejarah emas dalam hidupnya bersama KAMMI. Hal ini bisa dibuktikan bahwa kader-kader KAMMI produktif dalam menghasilkan sebuah karya, salah satunya adalah “Capita Selecta KAMMI” sebuah buku yang ditulis oleh Rijalul Imam dan kader-kader KAMMI lainnya. Buku ini membuktikan bahwa kesibukan aksi merespon isu sosial politik terkini, menata organisasi modern dan merekrut serta menggembleng calon para pemimpin masa depan (future leaders) begitu kata M. Hermawan Eriandi, M.Si mantan Ketua Umum KAMMI Pusat 2002 – 2004. Selain itu Rijalul Imam, S.Hum juga telah menulis sebuah buku “Menyiapkan Momentum“ sebuah refleksi paradigmatis pemikiran gerakan pemuda untuk membangun bangsa. Lain lagi tokoh yang satu ini, Fahri Hamzah menjadi anggota DPR RI periode 2009 – 2014. Beliau mantan ketua KAMMI yang pertama dimana pada saat itu KAMMI bergerak seakan bayi yang baru lahir dan lincah dengan semangat yang meluap-luap untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai gerakan moral dan kontrol sosial. Tentu masih melekat di benak kita tentang aksi-aksi KAMMI turun ke jalan dalam rangka menjalankan peran sebagai pelaku kontrol sosial hingga tahun 2000-an. Dan sejarah mencatat, seorang kader KAMMI Unnes “Mba Shohifah Annur” Mantan Sekdept Kajian Strategi (Kastrat) KAMMI Komsat Unnes mendapatkan beasiswa S2 di Jerman. Perlu kita ingat kawan, bahwa semua itu tidak didapat dengan Cuma-cuma, tapi butuh pengorbanan dan tekad yang kuat.
Konsekuensi logis dari hal ini maka mau tidak mau kader KAMMI harus merekayasa dirinya dalam multiposisi. Baik sebagai Insan Akademik dan Kaum Muda Progresif, kader KAMMI harus fleksibel agar dapat lebih berkontribusi pada perubahan real di masyarakatnya. Kader KAMMI harus intensif berdiskusi dengan banyak tema dan memperdalamnya berbasis kompetensi keahliannya dengan banyak kalangan. Kader KAMMI wajib menguasai studi yang dibidanginya agar memiliki keahlian spesialisasi dalam upaya problematika umat dan bangsa. Kepakaran dan Profesionalisme adalah syarat mutlak yang kelak menjadikan kader dan gerakan menjadi referensi yang ikut diperhitungkan publik.
Kawan,..yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah kita cukup bangga dengan predikat “Si Jago Aksi” tanpa menorehkan prestasi apapun? Demikian bisa menjadi renungan bersama…

NB : dari berbagai sumber,..

Tentang Seorang Lelaki Kurus

Oleh : Citra Lardiana P.

Terhenyak,..ketika melihat seorang lelaki kurus dengan janggut yang melambai. Dia jalan bersama 3 orang gadis,..Permisi mba…Auditorium dimana ya? “Tanya salah seorang gadis dari mereka.
“Lurus, belok kanan, terus lurus terus..” jawabku dengan penuh semangat. Tak segan2, aku langsung menanyakan asal mereka.
“Oia pak, saking pundi?”
Saking Tegal…”Jawab seorang bapak dengan logat Tegalnya.
Dengan bahagianya aku juga menyatakan hal yang sama…”Aku juga dari Tegal loh Pak,..
Begitulah ekspresiku akan kebanggaan daerahku,..hoho…
Beberapa saat berbincang, aku meninggalkan mereka dan berharap bisa bertemu kembali.
Sesaat kemudian, aku dapati seorang lelaki kurus dengan 2 gadis bersamanya, mungkin yang satu lagi registrasi. “Pikirku..”
Aku langsung menghampiri mereka dan mengucapkan salam. Kupersilahkan mereka untuk istirahat di stand anak2 Tegal. Lama kita berbincang, saling menyapa sampai cerita sana-sini. Oh, aku kira lelaki kurus itu adalah bapak mereka. Ternyata beliau adalah om mereka. Aku melihat lelaki kurus itu tak pernah merasa capek, walaupun tergopoh-gopoh mengurus keperluan keponakannya, tapi masih saja tersirat pancaran ketulusan dalam wajah beliau. Subhanallah,..
Singkat cerita, aku menghantarkan salah satu gadis yang berinisial ‘R’ ke stasiun poncol. Kita asyik saling berbagi cerita tentang kehidupan kampus, rumah dan keluarga. Ternyata orang tua ‘R’ sudah berpisah, upz…aku langsung terdiam dan tak melanjutkan perbincangan tentang orang tuanya. Maafkan aku, dek…”kataku dalam hati.” Dalam beberapa kasus, aku melihat seorang anak yang notabene dari “Broken home” menjadi anak2 yang susah di atur, kadang nakal dan berbuat seenaknya, ada yang lebih tragis sampai dia lari dari masalah dengan menggunakan obat2an terlarang. Astaghfirullahalazim..
Dan yang aku lihat sekarang adalah seorang akhwat yang luar biasa, dia mampu membuktikan kepada dunia bahwa anak “Broken home” juga mampu hidup tegar dan selalu optimis. Dia mampu menikmati hidup ini dengan sabar dan syukur,..yach aku bisa belajar darimu.
Lanjut cerita, selama ini yang membantu biaya kuliah dan urusan lainnya adalah lelaki kurus tadi yang tak lain adalah om 2 gadis yang bersamanya. Dan kudapati kisah lelaki bertubuh kurus itu, lelaki yang hanya berjualan buku dan usaha lainnya. Semua ini demi perjuangan beliau untuk bisa membantu keponakan2nya dalam menggapai cita dan memberikan spirit serta kekuatan dalam menjalani hidup. Beliau sungguh berhati mulia. Menolong dan membantu keponakannya dengan sepenuh hati. Tak butuh pamrih, karena beliau ikhlas memberi. Memberi seakan2 menerima, memberi menuai banyak manfaat, dengan memberi hati menjadi lapang. Memberi dan teruslah memberi kebermanfaatan kepada orang lain.
Hal ini mengingatkanku. Sudahkah aku berbuat baik dengan setulus2nya? Sudahkah aku menjadi manusia yang memberikan manfaat kepada orang lain? Sudahkah aku ikhlas memberi? Ikhlas, kata yang mudah diucapkan, kadang sulit direalisasikan. Nyatanya, seringkali tlah terucap kata ikhlas,..tulus,..tapi hati??? Kadang masih saja menolak, marah, benci, berteriak, sedih, menangis. Astaghfirullahalazim....
Kejadian ini mengingatkanku akan kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib, “Allah tidak mempertemukan kita dengan seseorang, kecuali ada pelajaran yang dapat kita ambil”. Juga taushiyah seorang kawan, “Setiap kejadian bukanlah tanpa makna, melainkan ia adalah tarbiyah dari Allah”.
Teringat sebuah untaian kata dari Ust. Solikhin Abu Izzudin dalam bukunya “Happy Ending Full Barokah”, Jadikanlah setiap detik adalah kerja ikhlas dengan amal heroik, setiap detik adalah kerja cerdas dengan karya yang tercetak, setiap tetes keringat adalah kerja kerja keras sebagai syukur nikmat, setiap tetes airmata adalah kerja mawas sebagai lautan maghfirah dan jadikanlah setiap tetesan darah adalah kerja tuntas jihad untuk melaundry dosa.
Syukron jazakallah Pak… atas ‘pelajaran’ yang telah Bapak berikan padaku. Semoga Allah senantiasa mengistiqomahkan setiap ayunan langkah kita.