Senin, 28 Juni 2010

Di Sudut Gerbong Kereta Ekonomi...


Oleh : Citra Lardiana Putri

Sunyi, sepi…udara dingin yang menusuk tulang tak melunturkan semangatku..Kulihat HaPeku masih menunjukkan jam 5 pagi, AKU HARUS PULANG..!! “ucapku dalam hati.” Rindu yang membuncah dalam kalbu untuk bertemu dengan sosok perempuan yang luar biasa dimana “Surga di bawah telapak kaki ibu” seperti Sabda Rasulullah SAW :
Dari Abu Hurairah Ra. Ia berkata : “Seseorang pernah datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya : ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Ibumu. Orang tersebut bertanya: Lalu siapa lagi?’ Beliau menjawab: Bapakmu.” (HR. Bukhari Muslim)
Subhanallah Ibu di ucapkan 3 kali baru bapak…betapa mulianya seorang ibu,,,yang bapak2 jangan ngiri yach,,heeeeeeee
Teringat semasa kecilku, ketika di kelas Ibu guru berkata “Surga di bawah telapak kaki ibu” kata2 tersebut membekas dalam hati kecilku. Sesampainya di rumah “Assalamu’alaikum…” ucapku dengan penuh semangat,tak ada jawaban..aku masuk ke rumah mencari-cari ibu..di kamar, dapur, kamar mandi dan segala sudut rumah tak ku temukan, aku ingin segera melihat surga. Masih terngiang di benakku, kata ibu guru “di surga, ada mata air yang memancar dan banyak buah-buahan, dan masih banyak lagi kenikmatan-kenikmatan ketika bisa tinggal di surga.” Itulah kepolosan seorang anak kecil…begitupun aku dan anak2 kecil lainnya. Ooh,,,Ibu dimana??? Ucapku resah…aku mulai menangis sejadi-jadinya karena aku pikir, aku tak bisa melihat surga. Ibu,,,kau dimana??? Aku ingin melihat surga…suaraku mulai serak.
Assalamu’alaikum… ku dengar ada yang berucap salam,,,aku lelah, mataku sakit dan agak bengkak,tak terasa tangisan ini membuatku ketiduran. Suara itu tidak asing bagiku. Wa’alaikumussalam,,aku segera meloncat dan menghampiri suara itu, ternyata di hadapanku adalah Ibu. Sosok yang kutunggu kedatangannya, kucium tangannya dan kupeluk tubuhnya. Teringat kata2 ibu guru, aku langsung meminta ibu memperlihatkan kakinya kepadaku. Ibu heran dan bertanya “Ada apa nak?” dengan penuh semangat aku menjawab “ingin melihat surga”. Ibu tersenyum dengan guratan wajah yang tidak muda lagi tapi masih terlihat cantik, Ibu berkata “Anakku, jadilah anak yang sholeh/sholehah, Ibu akan senang.”
Mba’ dah siap??? “gita mengingatkanku..
Aku terhenyak dalam lamunanku,,,kita segera menuju stasiun poncol, stasiun kebanggaanku...lebih dari 3 tahun aku menghampirimu tuk menunggu sang pangeran (kereta api.red), heeeee...Motor Vega R menemani perjalananku ke poncol,,ooh dunia seakan milik kita berdua (aku dan gita) karena pagi masih sunyi. Hanya ada satu, dua motor yang melintas. Subhanallah…di dataran trangkil, aku menikmati panorama alam yang luar biasa…bisa melihat keindahan lampu2 Masjid, rumah, gedung, restoran, de el el seperti bintang-bintang yang cahayanya tak akan pernah padam, awan yang masih gelap gempita, pohon-pohon yang menjulang tinggi, kesunyian alam dan hembusan angin semakin menguatkan keimananku pada Sang Maha Pemilik Jagat Raya ini.
Alhamdulillah sampai juga di poncol hanya dengan menghabiskan waktu sekitar 18 menit untuk perjalanan. Perjalanan yang menyenangkan, karena impianku adalah PEMBALAP..bisa kebut2an, heeeeee. Suasana masih sepi. Aku langsung menuju loket dan masuk ke stasiun. Astaghfirullah, keretanya agak telat karena lagi diperbaiki. Aku mulai resah, tapi harus “positive thinking” kereta kan juga punya hak untuk di rawat. Okelah kalo begitu,,,Sabar bRo…penenanganku dalam hati.
Singkat cerita, kereta datang dan berbondong-bondong penumpang ingin segera memasuki pintu kereta termasuk aku. Alhamdulillah, tidak terlalu penuh. So, aku dapat tempak duduk yang cukup nyaman. Awalnya kunikmati perjalanan ini dengan membaca “Mencari Pahlawan Indonesia” karya Pak Anis Matta. Buku yang luar biasa, Menurut pak Anis Matta “Pahlawan dari generasi sahabat punya daya cipta sarana materi di tiga wilayah : di medan perang, dalam pencaturan politik dan di dunia bisnis. Abu bakar dan Utsman bin Affan biasa menginfakkan total hartanya bukan sekedar marginnya, untuk memulai usaha dari nol kembali, karena mereka yakin pada kemampuan daya cipta sarana materi mereka. Umar bin Khattab dan Abdurahman bin Auf selalu menyedekahkan 50% hartanya untuk ummat. Umar bin Khattab dan Khalid bin Walid, keduanya adalah petarung sejati dan pebisnis sejati.
Berkata Umar : “Tak ada pekerjaan yang paling aku senangi setelah perang di jalan Allah, selain dari bisnis.” Ini menjelaskan mengapa generasi sahabat bukan hanya mampu memenangkan seluruh pertempuran, tapi juga mampu menciptakan kemakmuran setelah mereka berkuasa.
Yang menjadi pertanyaanku adalah apakah sudah ada sosok pahlawan di Indonesia seperti Sahabat-sahabat Rasulullah? Demikian bisa dijadikan renungan bersama. Semoga pahlawan itu adalah aku, kamu dan kita semua. Amin…
Beberepa menit kereta melaju dan lagi asyik2nya membaca buku, gludakzt… ada gelagat tidak beres dari beberapa laki-laki di gerbong belakang, sudut gerbong yang cukup nyaman buatku. Mereka mengeluarkan sebatang rokok dan cer menghidupkan korek api dengan rasa yang tak bersalah. Awalnya aku cuek, acuh dengan tetap melahap buku yang dipegangku. Huft,..tiba-tiba ku tutup buku itu dan berucap PARA PEROKOK ITU BENER2 EGOIS…!!! Gumamku dalam hati. Teringat millist seorang kawan di seberang sana.
Pernahkah terbesit, klo para perokok itu sangatlah egois??ya, ku pikir memang begitu. mereka merokok tanpa memperdulikan tempat dan siapa orang yg ada disekitarnya demi kesenangan dirinya.tak jarang mereka merokok justru ditempat2 yg penuh sesak oleh orang2 dan minim sirkulasi udara. yup, yg sering qta lihat di kendaraan2 umum. Apalagi ne kereta (ga lihat po???). huft,..mereka bahkan tak menghiraukan ada anak2 or bahkan bayi didekatnya. entah mereka ga sadar, ga tau, atau memang ga mau tau!! dengan penuh kenikmatan, rokok di hisap dan mengepulkan asap seenaknya. kenikmatan bagi mereka dan penderitaan bagi orang lain. hobi merokok, tercapainya ketenangan, penghilang stress dan 1001 alasan lainnya dijadikan pembenaran atas aktivitas merokoknya. tidak hanya mendzolimi dirinya sendiri, tapi juga orang lain. jangankan menghargai orang lain, menghargai dirinya sendiripun tidak bisa. sepertinya bila belom ada yg menyatakan keberatan "maaf mas, rokoknya bisa dimatikan?kasian ada bayi dan anak2." atau dengan mengibas-ngibaskan tangan menghalau asapnya tanda sangat tergangggu, mereka tetap melanjutkan aktivitas tersebut . memang merokok itu adalah hak setiap orang. tapi bukankah dalam hak seseorang itu selalu ada hak orang lain sebagai batasannya??tidak ada hak yg absolut di dunia ini (inget pelajaran PPKN :D). Akan lebih bijak, bagi perokok aktiv yg akan melakukan aktivitasnya, carilah tempat yg tidak ada perokok pasif didalamnya misal dalam smoking room. menurut penelitian (lupa sumbernya), jika perokok pasif sering berada dalam komunitas perokok aktiv dalam jangka waktu lama, kondisi paru2nya akan sama kronis dengan perokok aktiv.
So, bagi para pecandu rokok, "kl mau minum racun, minum aja sendiri. jangan mengikutsertakan orang2 yg ingin hidup sehat wal afiat" hehhehe
mohon maaf bagi yg tersinggung. hanya ingin sharing aja. peace ah
Ya,,,aku sepakat dengan statement2 di atas..Tapi nyaliku mungkin masih kecil, aku tak berani berucap. Sapu tangan berwarna pink, ku buat untuk menutup hidungku, kanan kiriku tak menghiraukan dengan para perokok itu karena mereka menikmati tidurnya. Aku hanya bisa mengingkari dalam hati dan ber-SMS ria dengan teman-teman biar ga terlalu focus dengan mereka. Dan ku ganti status FB-ku dengan “Para PEROKOK itu bener2 egois…!!!” dan beberapa comment yang masuk emang sepakat dengan pendapatku, tapi sayang pajak terbesar di Indonesia bersumber dari perusahaan rokok..Huft,,menyesal tiada arti…tapi bagaimana kita harus mengubah paradigma berfikir masyarakat tentang rokok. Kadang dalam benakku berkata “Apa para lelaki itu ga inget umur?” heeeeee,,,
Maz2, bapak2, ada akhwat bijak n santun disini lho,..ga malu po??? Hahaha…PeDe jReng,..”Kataku dalam hati.
Satu demi satu penumpang turun di stasiun tujuannya masing-masing. Aku sedikit lega, karena para perokok itu sudah tidak di gerbong ini lagi. Kini, kesabaranku di uji kembali. Sepasang suami isteri atau mungkin muda-mudi (pacaran.red) duduk dekat di sampingku. Astaghfirullah,,,bukannya berburuk sangka..kok mereka melakukan hal-hal yang tidak sedap dipandang mata (maksudnya mataku),,pengin muntah dan ingin segera menyingkir..tapi ga enak dengan penumpang lainnya. Ya…lagi2 pengingkaran dalam hati dan itu selemah-lemah iman, teringat sebuah hadits :
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra. Berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya dan jika ia tidak mampu maka denagn hatinya dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Astaghfirullah,,,bener2 jaman sudah edan (kata beberapa orang). Tapi dipikir2, ada benernya coz banyak sekali seks bebas, narkoba dan kenakalan2 remaja lainnya. Tidak hanya itu, KKN masih mencekik negeri ini. Ayo saudara2ku, kita ubah negeri yang kita cintai menjadi negeri yang penuh barokah. Amin..
Tak terasa kereta sudah sampai di stasiun Slawi, mengingatkanku untuk segera turun. Alhamdulillah, Allah masih memberikan perlindungan kepadaku. Sssst,,,tak seperti biasanya, pangeran kecilku tak bisa menjemputku…Alhasil aku harus naik angkutan umum (angkot.red) dengan kesabaran menunggu kembali. Ooh,,,selamat tinggal keretaku tercinta…di sudut gerbong ekonomi, kudapatkan hikmah yang luar biasa. Benar apa yang dikatakan sahabat “setiap kejadian yang kita temui pasti ada hikmahnya…”
Kini,,perjalananku masih panjang…Let’s Fastabiqul Khoirot, Keep Istiqomah ‘n Hamasah…!!! Allahu Akbar…

Tidak ada komentar: