Rabu, 09 Juni 2010

Talenta KAMMI sebagai “Insan Akademik dan Kaum Muda Progresif”

Oleh : Citra Lardiana P.

”yaa ayyuhassabab inna fi yadikum amrol ummah wa fii aqdamikum hayaataha”
(wahai pemuda sesungguhnya di tanganmu urusan bangsa dan di derap langkahmu tertumpu hidup dan matinya suatu bangsa).
Adalah tanggung jawab sejarah generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai pemuda yang akan menjadi masa depan kejayaan bangsa ini dan akan menjadi pemimpin yang berani berkata tegas dengan sepenuh hati bahwa “AKU CINTA INDONESIA”. Pemuda yang siap mengubah Indonesia menjadi lebih baik, berkeadilan dan bermartabat.
Gerakan mahasiswa merupakan komunitas pemuda yang terpelajar. Dengan karakter intelektual dan komunitas terorganisir merupakan asset yang perlu dikelola dengan baik untuk mengasah pisau analisis pergerakannya lebih ilmiah, dengan dasar argumentasi yang kuat, mengakar dan dapat dipertanggungjawabkan serta menganalisa realitas dinamika kondisi bangsa ditataran lokal maupun nasional bahkan dalam membaca konspirasi global. Peran strategi inilah menjadi tuntutan dari setiap elemen agar mampu berkontribusi lebih. Elemen Pemuda dengan segala potensi yang dimilikinya bisa menjadi bagian dari pembangunan. Peran-peran yang bisa dimainkan oleh pemuda di sektor publik tak bisa dipungkiri telah banyak mencatat keberhasilannya dalam sejarah emas sebagai agent of change.
KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, sebagai salah satu instrumen demokrasi yang cukup penting dalam membangun proses good governance (tata pemerintahan) perlu menyiapkan strategi yang tepat untuk menjalankan fungsi kontrol dan kekuatan penyeimbang (balancing power).
Untuk itu KAMMI sebagai gerakan Mahasiswa yang merupakan wadah perjuangan pemimipin masa depan bertanggung jawab dalam menuntaskan perubahan menuju masyarakat kampus yang madani. Sebagaimana dalam paradigma gerakannya, KAMMI tidak menghendaki adanya pemikiran dan gerakan yang pragmatis, khususnya terkait dengan tujuan meraih kekuasaan. Namun, gerakan KAMMI adalah gerakan yang sistematis dan bernilai strategis untuk mewujudkan masyarakat Islami di negeri ini, sebagaimana termaktub di dalam visi KAMMI.
Mahasiswa harus berani merebut masa kini dengan setting masa depan. Karenanya idealismenya sebagai mahasiswa harus terejawantah dalam cita-citanya yang terukur baik yang dapat dilakukan oleh dirinya maupun oleh masyarakat dan negaranya sebagai ruang pengaruhnya. Karena itu, mahasiswa harus melakukan rekayasa-rekayasa pergerakannya yang akan berpengaruh pada arah perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang, baik dalam rekayasa politik, rekayasa sosial, maupun rekayasa akademiknya.
Setiap zaman memiliki jiwa zamannya (zeit geist), ujar almarhum Kuntowijoyo. Jiwa zaman ini perlu diraba lebih mendalam dan ditinjau dari berbagai sudut, baik dalam sudut makro semisal kontinuitas dan diskontinuitas sejarah peradaban dan realitas global kekinian, maupun sudut mikro keindonesiaan dan kearifan lokal. Dalam hal ini kepekaan terhadap medan perjuangan dan perubahan di dalamnya menjadi niscaya penting bagi perumusan jiwa zaman yang tengah dihadapi.
Sesuai dengan paradigma gerakan KAMMI, ternyata gerakan ini memang memiliki basis talenta yang kuat. Artinya, hal ini terkait dengan potensi dan kapasitas para kader KAMMI dalam spesialisasi keilmuannya masing-masing. Hal ini juga mencerminkan syumuliatul Islam dalam gerakan.
Fenomena saat ini, banyak orang hanya melihat dan berkata bahwa KAMMI hanyalah “Si Jago Aksi” dibandingkan sebagai pakar atau gerakan yang juga menawarkan konsep ilmiah baik di tataran kampus maupun tataran nasional. Padahal di zaman modern ini dengan segala perubahan yang cepat terjadi menuntut manusia untuk ikut beradaptasi dengan potensinya masing-masing.
Kawan, para pendahulu kita telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya jago aksi, tapi mereka telah menorehkan sejarah emas dalam hidupnya bersama KAMMI. Hal ini bisa dibuktikan bahwa kader-kader KAMMI produktif dalam menghasilkan sebuah karya, salah satunya adalah “Capita Selecta KAMMI” sebuah buku yang ditulis oleh Rijalul Imam dan kader-kader KAMMI lainnya. Buku ini membuktikan bahwa kesibukan aksi merespon isu sosial politik terkini, menata organisasi modern dan merekrut serta menggembleng calon para pemimpin masa depan (future leaders) begitu kata M. Hermawan Eriandi, M.Si mantan Ketua Umum KAMMI Pusat 2002 – 2004. Selain itu Rijalul Imam, S.Hum juga telah menulis sebuah buku “Menyiapkan Momentum“ sebuah refleksi paradigmatis pemikiran gerakan pemuda untuk membangun bangsa. Lain lagi tokoh yang satu ini, Fahri Hamzah menjadi anggota DPR RI periode 2009 – 2014. Beliau mantan ketua KAMMI yang pertama dimana pada saat itu KAMMI bergerak seakan bayi yang baru lahir dan lincah dengan semangat yang meluap-luap untuk menjalankan peran dan fungsinya sebagai gerakan moral dan kontrol sosial. Tentu masih melekat di benak kita tentang aksi-aksi KAMMI turun ke jalan dalam rangka menjalankan peran sebagai pelaku kontrol sosial hingga tahun 2000-an. Dan sejarah mencatat, seorang kader KAMMI Unnes “Mba Shohifah Annur” Mantan Sekdept Kajian Strategi (Kastrat) KAMMI Komsat Unnes mendapatkan beasiswa S2 di Jerman. Perlu kita ingat kawan, bahwa semua itu tidak didapat dengan Cuma-cuma, tapi butuh pengorbanan dan tekad yang kuat.
Konsekuensi logis dari hal ini maka mau tidak mau kader KAMMI harus merekayasa dirinya dalam multiposisi. Baik sebagai Insan Akademik dan Kaum Muda Progresif, kader KAMMI harus fleksibel agar dapat lebih berkontribusi pada perubahan real di masyarakatnya. Kader KAMMI harus intensif berdiskusi dengan banyak tema dan memperdalamnya berbasis kompetensi keahliannya dengan banyak kalangan. Kader KAMMI wajib menguasai studi yang dibidanginya agar memiliki keahlian spesialisasi dalam upaya problematika umat dan bangsa. Kepakaran dan Profesionalisme adalah syarat mutlak yang kelak menjadikan kader dan gerakan menjadi referensi yang ikut diperhitungkan publik.
Kawan,..yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah kita cukup bangga dengan predikat “Si Jago Aksi” tanpa menorehkan prestasi apapun? Demikian bisa menjadi renungan bersama…

NB : dari berbagai sumber,..

Tidak ada komentar: